Selasa, 15 Mei 2012

 Faisal: Sembako untuk Warga Itu Penghinaan!
 
 Pakar ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri.
JAKARTA — Pemberian sembilan bahan pokok atau sembako kepada masyarakat merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para calon gubernur-calon wakil gubernur mendapatkan dukungan calon pemilihnya menjelang pemilihan umum kepala daerah. Namun, strategi demikian rupanya tak berlaku bagi salah satu pasangan dari jalur independen, Faisal Basri dan Biem Benjamin.
"Dilihat dari dialog kami (dengan warga), hampir semua dari mereka dikecewakan oleh politisi yang pernah ngasih sembako enggak pernah datang lagi. Itu tema pokok yang selalu saya bahas dengan mereka. Makanya jangan mau dipengaruhi sembako, itu penghinaan," kata Faisal, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, masyarakat, khususnya menengah ke bawah, harus diberikan pemahaman secara baik tentang manuver politik yang dilakukan oleh politisi sebelumnya, bahwa sembako yang diberikan merupakan wujud dari kelas masyarakat tersebut hanya dijadikan komoditas politik semata.
"Dan sembako itu bukan dari uang mereka sendiri, tetapi dari bandar. Dulu kalau perlu saja datang, kalau sudah berkuasa, enggak (datang lagi). Lha, memang harus gitu, kan sudah jual putus lewat sembako," kata Faisal, mencontohkap percakapannya dengan sejumlah warga di Jakarta.
Walaupun kerap menghadapi kenyataan demikian di lapangan, pasangan yang memiliki tagline "Berdaya Bareng-bareng" itu tak surut semangat untuk memberikan pemahaman dan makna jalur politik independen yang ditempuhnya dalam setiap temu warga.
"Akan tetapi, sudah mulai muncul kesadaran (dari warga), 'makanya nih gue seneng nih independen enggak seperti partai nih'. Kata bapak-bapak gitu. Awal-awalnya kami ditanya sembako, tetapi kami jelaskan itu," kata ekonom dari Universitas Indonesia itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar